Jumat, 23 September 2011

Bermasyarakat Dengan Cara Nabi

Siang hari di hari Jum'at, sekitar jam 11 gue tiba di stasiun pocin setelah mengarungi perjalanan di KRL Ekonomi, gue bergegas menuju MUI (Masjid Ukhuwah Islamiyah) Universitas Indonesia untuk melaksanakan kewajiban sebagai seorang ikhwah muslim. Gue duduk di sekitar saff ke tiga, disamping gue kebetulan ada bang Azzuri (Ketua Majelis Pertimbangan Forum Studi Islam FISIP UI sekaligus senior gue di prodi ilmu politik).

Seperti biasa, gue sholat sunnah dan duduk untuk melaksanakan tilawah membaca surah Al-Kahfi - sebagaimana sunnah Rasulullah saw - sampai dengan sang protokol membacakan maklumat. Gue lupa siapa yang jadi khotib tadi, cuma gue agak sedikit terkesan aja karena khutbah jum'at menggunakan slide power point (Ini pertama kali bagi gue ^_^). Gue simak isi khutbahnya, kira-kira begini isinya.

Tema khutbah tadi mengangkat bagaimana bermasyarakat dengan cara nabi. Yups, telah kita ketahui, manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa hidup berdampingan dengan orang lain. Sehingga dari sekumpulan manusia tersebut terbentuklah suatu tatanan masyarakat, yang memiliki fungsi saling melengkapi kebutuhan dalam menunjang hidup ini.

Unsur-unsur masyarakat terbagi atas dua. Pertama yaitu pemimpin (Govern) dan yang dipimpin (governed) sehingga dari unsur tersebut terbentuklah suatu pemerintahan (goverment). Yang menjadi pusat perhatian adalah bagaimana nabi membangun peradaban masyarakat madani dengan skill beliau dalam bermasyarakat.

Rasulullah saw merupakan pemimpin utama umat islam dan sekaligus sebagai kepala pemerintahan, namun di sisi lain sesungguhnya Rasulullah saw merupakan anggota utama dalam mesyarakat. Karena faktor inilah Rasulullah saw berhasil membangun hukum yang adil dan suara yang didengar oleh masyarakat. Dengan akhlak dan keteladanan yang beliau tunjukan menjadikan masyarakat nya mencintai diri beliau saw.

Sudah tidak dapat dipungkiri, Indonesia penganut sistem demokrasi pancasila - artinya dmokrasi yang berlandaskan nilai pancasila - telah banyak problematika masyarakat yang merupakan tugas besar bangsa ini.

Hal ini terjadi karena tidak adanya imitasi terhadap nabi yang telah berhasil membangun masyarakat madani. rasulullah saw merupakan pemimpin yang luar biasa karena kemampuannya dalam mengelola masyarakat sangatlah jitu. beliau mempraktikkan bagaimana seharusnya sikap-sikap bangsa agar bangsa ini menjadi bangsa dengan masyarakat madani.

Intinya adalah, ikutilah jejak Rasulullah saw. Beliaulah yang sesungguhnya idola sejati

0 comments:

Posting Komentar