Selasa, 18 Oktober 2011

Peran Partai Politik dalam Partisipasi Politik Rakyat Indonesia

Masyarakat merupakan kelompok sosial yang terdiri dari individu-individu yang tinggal di wilayah geografis tertentu, terorganisasi secara sistemik, dan satu dengan yang lain saling membutuhkan. Mereka hidup dalam keluarga yang terdiri dari bapak, ibu, dan anak. Mereka tergabung membentuk kelompok dan masyarakat .

Begitu pula rakyat Indonesia, mereka tergabung dalam individu-individu yang beragam yang tinggal di wilayah Indonesia, terorganisasi secara sitemik dalam pemerintahan Indonesia, dan saling membutuhkan. Atas dasar definisi itulah Indonesia sebagai sebuah Negara yang mempunyai tatanan struktur untuk tercapainya tujuan bangsa Indonesia.

Tatanan tersebut dapat terpisahkan menjadi dua kelompok besar, yaitu pemerintah dan rakyat yang diperintah. Keduanya saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Kegiatan yang terstruktur untuk tercapainya tujuan bersama ini tidak lepas dari kegiatan politik yang melibatkan setiap individu. Keterlibatan tersebut tergantung dari partisipasi politik dari tiap individu dalam Negara tersebut, dalam hal ini ruang lingkup Negara Indonesia.

Definisi secara umum, partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, antara lain dengan jalan memilih pimpinan Negara dan, secara langsung atau tidak langsung, memengaruhi kebijakan pemerintah (public policy).

Kegiatan ini mencakup tindakan seperti memberikan suara dalam pemilihan umum, menghadiri rapat umum, mengadakan hubungan dengan pejabat pemerintah atau anggota parlemen, menjadi anggota partai atau salah satu gerakan sosial .

Dalam partisipasi politik masyarakat, partai politik memiliki peran sebagai pelaku utama. Hal ini dikarenakan partai politik merupakan sebuah wadah partisipasi politik yang melibatkan masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan politik dengan mendukung tujuan dari partai politik tersebut.

Sebagai wadah partisipasi politik, partai poltik di Indonesia yang menganut sistem demokrasi memiliki fungsi antara lain sebagai sarana komunikasi politik, sarana sosialisasi politik, sarana rekrutmen politik, dan sebagai sarana pengatur konflik .

Melihat partisipasi politik masyarakat di Indonesia, terjadi penurunan partisipasi politik masyarakat yang diperkirakan akan terus menurun hingga tahun 2014 mendatang. Hal ini dapat dilihat dari survei LSI (Lembaga Survei Indonesia) sepanjang tahun 2010.

Dalam survei tersebut, dikatakan bahwa kecenderungan menurun pada pemilih di tiap partai politik. Misalnya saja partai Demokrat, terjadi penurunan dari tahun 2010 ke tahun 2011. Pada bulan Februari 2010, pemilih Demokrat mencapai 32 persen dan seandainya pemilu diadakan di tahun 2011, Demokrat mendapat suara terbanyak 21,4 persen. Urutan selanjutnya, diperkirakan ditempati oleh PDIP dengan 14,1 persen dan Golkar dengan suara 12,7 persen. Sementara jumlah yang tidak memilih mencapai 30,1 persen .

Jika dilihat pada jumlah yang tidak memilih tersebut, angka tersebut cukup besar dan menunjukkan masyarakat Indonesia cenderung apatis terhadap partai politik. Seharusnya, jika partai Demokrat mengalami penurunan pemilih, partai politik lain mengalami kenaikan jumlah pemilih. Namun sebaliknya, partai poltik lain menunjukkan jumlah yang konsisten dan tetap pada rata-rata angka pemilih.

Kenyataan ini yang menimbulkan pertanyaan besar, mengapa rakyat Indonesia cenderung apatis terhadap partai politik? Apakah partai politik di Indonesia sudah tidak lagi dipercaya oleh masyarakat?

Masalah ini menunjukkan bahwa kesadaran politik masyarakat Indonesia cenderung rendah. Seharusnya, anggota masyarakat dengan berpartisipasi dalam proses politik, misalnya melalui pemberian suara atau kegiatan lain, terdorong oleh keyakinan bahwa melalui kegiatan bersama itu kepentingan mereka akan tersalur atau sekurang-kurangnya diperhatikan, dan bahwa mereka sedikit banyak dapat memengaruhi tindakan dari mereka yang berwenang untuk membuat keputusan yang mengikat.

Dengan kata lain, apabila partisipasi politik masyarakat aktif, akan menimbulkan suatu efek politik (political efficacy) .

Masalah kesadaran politik masyarakat Indonesia yang cenderung menurun, tentunya memiliki faktor yang menyebabkannya. Dalam faktor ini, partai politik memiliki peran penting dalam partisipasi politik masyarakat. Di Negara berkembang, peran partai politik dalam menjalankan fungsinya menghadapi masalah seperti kemiskinan, terbatasnya kesempatan kerja, pembagian pendapatan yang yang tidak merata dan tingginya tingkat buta huruf yang tinggi. Beban ini menjadi tugas bagi partai politik yang begitu berat namun harapan-harapan yang ditujukan kepada partai politik terlampau tinggi .

Dikhususkan lagi kepada Negara Indonesia yang menganut sistem multi partai, beban partai politik terlalu berat untuk mewujudkan harapan-harapan masyarakat. Ditambah lagi, kecurangan dalam berpolitik yang dilakukan beberapa partai politik yang sering terungkap oleh pers, menyebabkan hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap partai politik.

Bagi masyarakat yang tingkat pendidikannya rendah, beranggapan bahwa partai poltik merupakan kelompok ‘kejahatan’ yang tidak sama sekali membawa kepentingan rakyat. Seharusnya, partai politik memikul kepentingan rakyat, dan bergerak untuk kemajuan bangsa ini. Bukanlah partai politik adalah sarana meraih kekuasaan untuk kepentingan individu atau kelompok.

Jika orientasi partai politik adalah kekuasaan, ini bertentangan dengan peran dari partai politik yang sesungguhnya. Peran partai politik yang sesungguhnya adalah menjadi wadah bagi masyarakat untuk berpartisipasi politik, menyalurkan aspirasi masyarakat, dan mewujudkan kebijakan yang mensejahterakan masyarakat.


Daftar Pustaka

Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik, Edisi Revisi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
E.Singgih, Evita,dkk. 2011. Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Terintegrasi A, Buku Ajar 2, Manusia: Individu, Kelompok, Masyarakat dan Kebudayaan. Depok: Lembaga Penerbit FEUI
http://international.okezone.com

0 comments:

Posting Komentar