Selasa, 05 Juni 2012

Menyongsong Kemerdekaan Hakiki

Sudah lebih dari setengah abad, sejak Pancasila dideklarasikan oleh para founding fathers kita, seakan cita-cita luhur itu semakin lama pudar dari dalam jati diri bangsa. Padahal, sejarah mencatat, pergulatan pemikiran terjadi oleh orang-orang yang berjuang keras membebaskan bangsa ini dari kolonialisme. Pada akhirnya, setelah berkali-kali diganti, Pancasila lahir sebagai butir-butir payung bangsa.

Menelusuri pidato Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945, beliau berkata dengan menggebu-gebu, “Berpuluh-puluh tahun yang lalu, kita telah menyiarkan semboyan Indonesia Merdeka!, bahkan sejak tahun 1932 dengan nyata-nyata kita mempunyai semboyan ‘INDONESIA MERDEKA SEKARANG’.Bahkan tiga kali sekarang, yaitu Indonesia merdeka sekarang, sekarang, sekarang”

Itulah yang dikatakan bapak bangsa kita, cita-cita luhur itu terus diupayakan agar terwujud, yaitu Indonesia Merdeka. Pertanyaan terbesar adalah, apakah proklamasi kemerdekaan, lahirnya pancasila, merupakan tujuan akhir dari bangsa ini? Jika memang iya, berarti tugas mencapai kemerdekaan sudah tercapai sejak tanggal 17 Agustus 1925 yang sudah berlalu.

Perlu kita telusuri makna kemerdekaan yang sesungguhnya dengan mengajukan pertanyaan, apakah saat ini Indonesia yang sudah lebih demokratis benar-benar sudah merdeka? Tentu dengan tegas, jawabannya TIDAK! Jika Indonesia sudah merdeka, seharusnya tidak ada lagi kebodohan, kemiskinan, dan kelaparan. Saya katakan bahwa, saat ini kita MASIH DIJAJAH! Ya, dijajah secara pemikiran.

Bangsa kita terus menerus digerus oleh arus westernisasi, modernisasi yang mengikis sikap nasionalisme khususnya para pemuda. Sikap yang muncul justru hedonisme yang sudah merasuk ke dalam jiwa bangsa. Akhirnya, demoralisasi merajalela, hilangnya nilai Pancasila kecuali hanya tulisan di atas kertas belaka. Jika kondisi seperti ini terus menerus dibiarkan, hedonisme akan menjadi penyakit yang parah, dan masa depan Indonesia semakin buram.

Disinilah, peran pemuda khususnya mahasiswa, dalam menyongsong kemerdekaan hakiki. Mahasiswa sebagai civitas academia, pelajar cerdas yang terdidik, sudah seharusnya menyadari kondisi bangsa ini yang masih terjajah. Kita harus mengulang Kebangkitan Nasional, Sumpah Pemuda, agar kita tersadarkan dari tidur kita. Jika pemuda khususnya mahasiswa sudah sadar, sebagai generasi pemimpin masa depan, hanya merekalah yang dapat merubah wajah bangsa, sehingga Indonesia benar-benar meraih apa yang disebut dengan kemerdekaan.

0 comments:

Posting Komentar