Minggu, 04 Agustus 2013

Menikmati Badai

"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun" (QS. Al-Mulk: 2)

Ada kebekuan didalam jiwa manusia, dia berada dalam relung hati yang sering kali dilupakan karena mereka senantiasa berada dalam putaran kehidupan. Inilah satu pelajaran berharga ketika cahaya yang bernama islam diturunkan, sebelum segala-galanya, Muhammad bin Abdullah mengajarkan tentang hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhannya. Periode yang disebut fase Makkiyah ini, digunakan secara penuh bagi Rasulullah untuk memperbaiki pemahaman manusia tentang Tuhannya. Maka inilah upaya untuk mencairkan kebekuan tersebut, karena pondasi umat terletak pada kejernihan jiwanya serta kebersihan akidahnya.

Kematian dan kehidupan adalah dua hal yang biasa terjadi berulang-ulang, begitulah ungkap Sayyid Quthb dalam Fii Zilalil Qur'an. Tentang ayat ini, Quthb menyebutkan bahwa firman ini akan menggerakkan hati untuk merenungkan apa yang ada dibalik kematian dan kehidupan ini, juga untuk memikirkan dan merenungkan qadar (takdir) dan cobaan Allah, hikmah dan pengaturannya.

Tidak ada yang berbeda antara musibah dan kesenangan, keduanya merupakan kelaziman yang sejatinya adalah dalam kehidupan manusia. Karena pada hakikatnya, dua hal tersebut merupakan bagian dari ujian, dan setiap ujian akan mendapat nilai dari Allah tentang siapa yang paling baik amalnya. Konsepsi dasar ini yang seharusnya tertanam dalam setiap muslim, karena itulah hal yang pertama kali di tanamkan adalah soal akidah, bahwa segala sesuatunya berasal dari Allah SWT.

Badai, bukan sesuatu yang perlu disedihkan, nikmati saja...

0 comments:

Posting Komentar