Rabu, 27 Maret 2019

Ujian yang Bertingkat-Tingkat

Ujian itu hadir bertingkat-tingkat; semakin naik tingkatnya, semakin besar pula bebannya. Jika anak SD dipusingkan dengan matematika perkalian dan pembagian, anak SMA akan dibebankan dengan matematika kalkulus yang didalamnya juga ada beban perkalian dan pembagian. Itu menandakan bahwa kenaikan tingkat bukan berarti menghilangkan beban sebelumnya, melainkan ia akan tetap merasakan beban tersebut ditambah dengan beban yang baru.

Uniknya, manusia di-design Tuhan untuk memiliki fleksibilitas dalam merespons setiap ujian/tantangan yang dihadapi. Ya, manusia diberkati dengan akal pikiran yang berkembang, sehingga manusia dapat terus mencari solusi untuk memecahkan berbagai masalah. Setiap solusi itu hadir, ujian baru yang lebih berat akan muncul, dan mau tidak mau manusia harus meningkatkan kemampuannya dalam memecahkan masalah.

Mengapa anak SMA mampu menyelesaikan soal kalkulus dibandingkan anak SD? Jawabannya bukan soal usia, melainkan pengalaman dan fase pembelajaran yang lebih lama dirasakan oleh anak SMA dibandingkan anak SD. Ujian akan muncul sesuai dengan tingkat fase pembelajaran yang sedang dilalui seseorang. Artinya, jika ujian yang dihadapi terasa sulit, seorang manusia harus meningkatkan pembelajarannya hingga ia mampu menyelesaikan ujian tersebut dan naik ke level selanjutnya.

Dulu saya membayangkan lulus SMA dan masuk ke dunia perkuliahan adalah fase yang menyenangkan karena merasa tidak lagi merasakan ujian, lebih bebas, dan dianggap lebih dewasa. Kenyataannya beban yang saya rasakan justru lebih berat. Karena kondisi itulah saya harus menggunakan “bakat fleksibilitas” diri yang sudah diberikan Tuhan untuk menghadapi beban tersebut. Caranya? Ya saya harus bertahan dan terus belajar untuk mencari solusinya!

Akhirnya saya pun menyadari; bahwa yang datang itu ujiannya dulu, baru kemampuan kita untuk menghadapi ujian. Sederhananya, ujian itu hadir untuk meningkatkan kemampuan kita. Jadi, ujian tidak muncul dengan menyesuaikan keadaan kita saat ini, namun ujian hadir untuk memaksa kita agar memperbaiki keadaan.

Barangkali ini perspektif yang tepat untuk memahami potongan surat Al Baqarah 286: “Allah tidak akan membebani seseorang di luar kemampuannya”.

Secara tekstual, jelas Allah tidak akan memberikan beban di luar kemampuan. Tapi, yang perlu kita pahami bahwa kemampuan manusia itu terus berkembang secara luar biasa (tentu saja dalam konteks kemampuan manusia). Karena kemampuan berkembang inilah membuat kita mampu menyesuaikan diri dengan ujian yang bebannya semakin berat.

Jadi, sebenarnya kita tidak layak mengeluh dan menyalahkan Tuhan padahal kemampuan kita bisa kita kembangkan terus-menerus.

0 comments:

Posting Komentar